Proses Karstifikasi Pada Bentang Alam Karst
Karstifikasi
adalah proses kerja air terutama secara kimiawi, meskipun secara mekanik pula
yang menghasilkan kenampakan-kenampakan topografi karst (Ritter, 1979).
Karstifikasi atau proses pembentukan bentuklahan karst didominasi oleh proses
pelarutan. Proses pelarutan batugamping diawali oleh larutnya CO2 didalam air
membentuk H2CO3. Larutan H2CO3 tidak stabil terurai menjadi H− dan HCO3 . Ion
H− inilah yang selanjutnya menguraikan CaCO3 menjadi Ca2+ dan HCO32-.
Proses utama
pembentukan bentangan alam Karst adalah pelarutan. Batuan batu gamping dan dolomit mudah
terlarutkan oleh air. Pelarutan yang terjadi secara terus menerus, pada
akhirnya menciptakan bentukan alam yang sangat beragam. Masa proses pelarutan
tersebut dapat digambarkan dalam reaksi kimia yaitu :
CaCO3 + CO2 + H2O -------> Ca2+ + 2HCO32-
(batu
gamping) (air hujan) (larutan batu gamping)
(Hanang
Samodra, 1996: 82)
Proses karstifikasi pada batuan karbonat terjadi
terutama pada batu gamping (limestone/CaCO3) dan dolomit (CaMg(CO3)2
(Milanovic, 2005). Batu gamping merupakan batuan karbonat yang memiliki
kandungan mineral kalsit (CaCO3) tinggi. Namun demikian, batu gamping yang
memiliki kandungan kalsium karbonat murni adalah sangat jarang. Waltham
dkk (2005) menyebutkan besaran kandungan mineral kalsit pada limestone adalah
sebesar 50 – 90%, sedangkan dolomit hanya berkisar antara 10 – 40%.
Proses pelarutan pada batu gamping akan semakin intensif dengan semakin
tingginya kandungan kalsium karbonat tersebut. Peran temperatur dalam proses
karstifikasi pada limestone berbeda dengan batuan evaporit. Proses
pelarutan akan semakin intensif dengan semakin rendahnya temperatur air
(Milanovic, 2005).
Haryono dan Adjie (2004) menyebutkan bahwa proses
karstifikasi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor pengontrol dan faktor
pendorong. Faktor pengontrol adalah faktor yang memungkinkan terjadinya
proses karstifikasi, sedangkan faktor pendorong adalah faktor yang mempengaruhi
kecepatan atau intensitas karstifikasi. Beberapa hal yang menjadi faktor
pengontrol karstifikasi adalah :
·
Batuan
yang mudah larut, kompak, tebal, dan memiliki banyak rekahan
·
Curah
hujan yang cukup atau lebih dari 250 mm/tahun
· Batuan
terekspose pada permukaan yang tinggi sehingga memungkinkan terjadinya
perkembangan drainase secara vertikal.
Faktor-faktor tersebut akan
menentukan terjadi atau tidaknya proses karstifikasi pada batuan karbonat.
Kecepatan proses karstifikasi selanjutnya dipengaruhi oleh faktor-faktor
pendorong yaitu temperatur dan tutupan vegetasi. Berikut adalah faktor-faktor
yang dapat mendorong terbentuknya karst.
a. Faktor pengontrol (menentukan banyak tidaknya proses
karstifikasi berlangsung)
·
Batuan
mudah larut, kompak, tebaldan mempunyai banyak rekahan
·
Curah hujan yang cukup (˃250 mm/tahun)
· Batugamping dengan kemurnian tinggi (batuan
terekspos diketinggian yang memungkinkan perkembangan sirkulasi air/drainase
secara vertical)
b. Faktor pendorong
·
Temperatur
(daerah tropis basah)
· Penutup
lahan/vegetasi yang lebat
· Batuan
yang mengandung CaCO3 tinggi akan mudah larut. Semakin tinggi kandungan CaCO3,
semakin berkembang bentuklahan karst. Kekompakan batuan menentukan kestabilan
karst setelah mengalami pelarutan. Apabila batuan lunak, maka setiap kenampakan
karst yang terbentuk seperti karen dan bukit akan cepat hilang karena proses
pelarutanitu sendri maupun gerak massa batuan, sehingga kenampakn karst tidak
berkembang baik. Ketebalan menentukan terbentuknya sirkulasi air secara
vertical lebih. Tanpa adanya lapisan yang tebal sirkulasi air akan berlangsung
secara lateral seperti pada air-air permukaan dan cekungan-cekungntuk. Rekahan
tertutup tidak dapat terbentuk. Rekahan batuan merupakan jalan masuknya air
membentuk drainase vertical dan berkembangnya sungai bawah tanah serta
pelarutan yang terkonsentrasi.
Curah hujan merupakan media pelarut utama dalam
proses karstifikasi. Semakin besar curah hujan, semakin besar media pelarut,
sehingga tingkat pelarutan yang terjadi dibatuan karbonat juga semakin besar.
Ketinggian batu gamping terekspos dipermukaan menentukan sirkulasi/drainase
secara vertikal. Walaupun baugamping mempunyai lapisan tebal tetapi hanya
terekspos beberapa meter diatas muka laut, karstifikasi tidak akan terjadi.
Drainase vertikal akan terjadi jika jarak antara permukaan batuganping dengan
muka air tanah atau batuan dasar dari batugamping semakin besar. Semakin tinggi
permukaan batugamping terekspos, semakin besar jarak antara permukaan
batugamping dengan muka air tanah dan semakin baik sirkulasi air secara
vertikal, serta semakin intensif pula karstifikasi.
Temperatur mendorong proses karstifikasi terutama
dalam aktivitas organisme. Daerah dengan temperature hangat seperti di daerah
tropis merupakan daerah yang ideal bagi perkembangan organisme yang selanjutnya
menghasilkan CO2 dalam tanah yang melimpah. Temperature juga menentukan
evaporasi, semakin tinggi temperature semakin besar evaporasi yang pada
akhirnya akan menyebabkan rekristalisasi ini akan membuat pengerasan permukaan
(case hardening) sehingga bentuklahan karst yng telah terbentuk dapat
dipertahankan dari proses denudasi yang lain (erosi dan gerak massa batuan).
Kecepatan rekasi sebenarnya lebih besar di daerah temperature rendah karena
konsentrasi CO2 lebih rendah pada temperatur rendah. Namun demikian tingkat
pelarutan di daerah tropis lebih tinggi karena ketersediaan air hujan yang
melimpah dan aktivitas organisme yang lebih besar.
Penutupan hutan juga merupakan factor pendorong
perkembangan karst, karena hutan yang lebat akan mempunyai kandungan CO2
melimpah dalam tanah akibat hasil dari perimbakan sisa-sisa organik oleh
mikroorganisme. Semakin besar konsentrasi CO2 dalam air semakin tinggi tingkat
daya larut air terhadap batugamping. CO2 di atnosfer tidaklah bervariasi secara
signifikan, sehingga variasi karstifikasi sangat ditentukan oleh CO2 dari pada
aktivitas organisme.
REFERENSI
Huggett, Richard. Fundamentals of geomorphology.
Routledge, 2011.
Haryono,
E., Adji, T.N.,2004. Geomorfologi dan Hidrologi Karst. Bahan Ajar. Kelompok
Studi Karst. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.
https://www.academia.edu/12075542/Geomorfologi-ppt
diakses pada hari selasa 2 Mei 2017, pukul 18.31 wib
http://docslide.net/documents/karst-559796ec8a832.html
diakses pada hari selasa 2 Mei 2017, pukul 18.40 wib
http://docslide.net/documents/geomorfologi-karst-559395eae7b1f.html
diakses pada hari selasa 2 Mei 2017, pukul 18.45 wib
http://dokumen.tips/documents/makalah-geologi-karst.html
diakses pada hari selasa 2 Mei 2017, pukul 20.41 wib
0 Response to "Proses Karstifikasi Pada Bentang Alam Karst"
Post a Comment