Lingkungan Pengendapan Laut


Setelah membahas mengenai lingkungan pengendapan darat dan transisi, kali ini mimin mau sharing lagi mengenai lingkungan pengendapan laut. Jangan lupa share ya!!

Lingkungan Pengendapan Laut


Sumber Gambar Wikipedia

a.      Reefs
Terumbu atau reef merupakan lingkungan yang unik yang sangat berbeda dari bagian lingkungan pengendapan lainnya di lingkungan paparan (shelf). Terumbu ini umumnya dijumpai pada bagian pinggir platform paparan luar (outer-shelf) yang hampir menerus sepanjang arah pantai, sehingga merupakan penghalang yang efektif terhadap gerakan gelombang yang melintasi paparan tersebut. Disamping terumbu berkembang seperti massa yang menyusur sepanjang garis pantai diatas, juga dapat berkembang sebagai “patch” yang terisolir dalam paparan bagian dalam atau inner-shelf . Istilah lain untuk terumbu ini, ada yang menyebutnya dengan “carbonate buildup” atau “bioherm”. Tetapi para pekerja karbonat tidak menyetujui penggunaan istilah terumbu hanya dibatasi untuk carbonat-buildup atau inti yang kaku, pertumbuhan koloni organisme, atau carbonat – buildup lainnya yang tidak memiliki inti kerangka yang kaku. Wilson (1975) menggunakan istilah carbonat-buildup untuk tubuh yang secara lokal, terbatas secara lateral, merupakan hasil proses relief tofografi, dan tanpa mengaitkan dengan hiasan pembentuk internalnya.
b.      Continental shelf
Continental Shelf terletak pada tepi kontinen, relative datar (slope < 0.1), dangkal (kedalaman kurang dari 200 m), lebarnya mampu mencapai beberapa ratus meter. Continental shelf ditutupi oleh pasir, lumpur, dan lanau. Daerah ini mengendapkan sdimen yang teksturnya relatif kecil karena sudah tertransport jauh.
c.       Continental slope dan continental rise
Continental slope dan continental rise terletak pada dasar laut dari continental shelf. Continental slope adalah bagian paling curam pada tepi kontinen. Bagian ini melewati dasar laut menuju continental rise dengan kemiringan yang lebih landai. Continental rise adalah pusat pengendapan sedimen yang tebal akibat dari arus turbidit. Tekstur batuan sedimen ini hampir mirip dengan batuan sedimen yang terendapkan di kipas aluvial.
Continental Slope biasanya merupakan slope di Samudra dengan derajat kemiringan sekitar 2° – 10° sedangkan continental rise lebih landau lagi. Namun demikian, secara fisiografis signifikan, karena mereka kontras dengan gradien sangat rendah dari paparan benua dan lantai samudra yang datar. Contineental slope memanjang dari tepi paparan, sekitar 200 m di bawah permukaan laut, ke lantai cekungan di kedalaman 4000 atau 5000 m dan bisa mencapai seratus kilometer menyeberang ke arah bawah lereng. Continental Slope biasanya dipotong oleh ngarai bawah laut, yang, seperti di darat, adalah fitur erosi curam. Ngarai bawah laut memeotong sangat dalam, kadang-kadang ke dalam lapisan dasar paparan, dan dapat meregangkan sepanjang jalan kembali dari tepi paparan ke garis pantai. Mereka bertindak sebagai saluran untuk transfer air dan sedimen dari paparan, terkadang memberi suplai bahan langsung dari mulut sungai. Kehadiran dari ngarai mengontrol pembentukan dan posisi submarine fan.
d.      Abyssal plain
Abyssal Plain merupakan lantai dasar samudera. Pada dasarnya datar dan dilapisi oleh very fine-grained sediment, tersusun terutama oleh lempung dan sel-sel organisme mikroskopis seperti foraminifera, radiolarians, dan diatom. Abyssal plain merupakan tempat yang relative datar dan sering di sebut  sebagai oceanic floor. Pada lingkungan ini dapat ditemui submarine fan yang berpotensi sebagai reservoir hidrokarbon, hal ini terbentuk oleh longsoran yang ada di continental slope yang bercampur dengan arus turbidit, hal ini lah yang di cari sebagai bahan eksplorasi hidrokarbon.Dibawah dari abyssal plain terdapat palung laut atau bernama zona hadal, palung – palung ini terisi oleh sediment halus seperti batulempung merah, tetapi palung tengah Samudra seperti palung mariana di barat pasifik sangat jauh dari segala sumber materia; dan tidak terisi.



 REFERENSI
Nichols, G. (2009). Sedimentology and stratigraphy. John Wiley & Sons
Boggs Jr, S. (2014). Principles of sedimentology and stratigraphy. Pearson Education.
Pickering, K. T., Hiscott, R. N., & Hein, F. J. (1989). Deep-marine environments: clastic sedimentation and tectonics. Allen & Unwin Australia

0 Response to "Lingkungan Pengendapan Laut"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel